BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Permulaan
abad pertengahan dapat di mulai sejak Plotinus – Plotinus lahir tahun 204 M
saat itu pengaruh agama Kristen sudah besar , filsafatnya berwatak spiritual.
Secara ringkas Plotinus adalah filosofis pertama yang mengajukan
teori penciptaan alam semesta. Teori ini banyak diikuti filosof islam, teori
itu merupakan jawaba terhadap pertanyaan Thales kira kira delapan abad
sebelumnya : apa bahan alam semesta ini. Plotinus menjawab bahannya tuhan. Filsafat
Plotinus kebanyakan bernapas mistik, bahwa tujuan filsafat menurut pendapatnya
adalah mencapai pemahaman mistik.
Pada makalah ini akan diuraikan penjelasan tentang pemikiran
Plotinus, kemudian beberapa tokoh utama filsafat abad pertengahan.
B.
Rumusan
Masalah
1. Menjelaskan
Biografi dan bagaimana pemikiran filsafat mulai Plotinus, Agustinus, Anselmus,
Thomas Aquinus, Karl Max ? ‘
BAB II
AKAL DAN
HATI PADA ABAD PERTENGAHAN
A.
Plotinus
(204-207)
Plotinus lahir
di mesir tahun 204 M wafat tahun 270 M di Martunae Itali. belajar filsafta di
Alexandria tahun 232 kepada animunios saccas selama 11 tahun. belajar
kebudayaan parsi dan India dengan mengikuti raja Gordianus berperang melawan
Persia.
Pemikiran
Plotinus :
Pemikiran
Plotinus bersandar pada doktrin doktrin Plato, yakni menganut realistas idea, akan
tetapi ada perbedaan antara idea Plato dengan idea Plotinus. Idea menurut Plato
satu benda, satu idea. Tetapi menurut Plotinus idea itu particular yakni melalui
system pemilihan individual.
Sistim :
cara / urutan.
System :
totalitas ekosistem yang terdiri dari sub system yang saling berhubungan dan
melengkapi mencapai tujuan. Metafisika
Plotinus :
System metafisika Plotinus di tandai oleh konsep tresendens (bersifat jauh dari dunia empiris) menurut Plotinus, di dalam pikiran ada 3 realistas yaitu : the one, the mind, the soul.
System metafisika Plotinus di tandai oleh konsep tresendens (bersifat jauh dari dunia empiris) menurut Plotinus, di dalam pikiran ada 3 realistas yaitu : the one, the mind, the soul.
The one (Yang Esa ) adalah Tuhan dalam pandangan philo (avey : 49)
yaitu suatu realistas yang mungkin tidak dapat difahami melalui metode sains
dan logika. Ia berada di luar existensi , di luar segala nilai. Yang Esa itu
adalah puncak semua yang ada. Ia itu cahaya di atas cahaya. The one itu tidak
dapat di dekati dengan pendekatan pengindraan dan juga tidak dapat di fahami
dengan pemikiran logis. Kita hanya dapat menghayati adaNya, Ia tidak dapat di
pikirakan. Ia tidak dapat di dekati melalui tanda tanda di dalam alam.
The Mind adalah gambaran tentang Esa dan di dalamnya mengadung
idea idea Plato. Idea idea Plato itu merupakan bentuk asli obyek obyek.
Kandungan mind adalah benar benar kesatuan. Untuk menghayati melalui
perenungan.
The soul adalah realistas ketiga dalam filsafat Plotinus. Sebagai
arsitek semua fenomena yang ada di alam ini. Soul itu mengandung satu jiwa
dunia adan banyak dunia kecil. Jiwa dunia dapat di lihat melalui dua aspek ia
adalah energi di belakang dunia dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk
bentuk alam semesta.
Tentang penciptaan: Plotinus berpendapat bahwa yang Esa adalah
yang paling awal, sebab pertama. Disinilah mulai teori penciptaan yang terkenal
dengan teori emanasi , suatu teori penciptaan yang belum pernah diajukan oleh
filosof lain. Teori emanasi = teori yang berdasarkan sinar Tuhan.
Tujuan utama teori ini adalah untuk menjelaskan bahwa yang banyak
(makhluq) tidak menimbulkan pengertian bahwa di dalam yang Esa ada pengertian
yang banyak. Maksudnya teori emanasi ini tidak menimbulkan pengertian bahwa
Tuhan itu sebanyak makhluq.
Saya sependapat dengan teori penciptaan
Plotinus
Bahwa yang Esa itu yang paling awal yang ada dengan sendirinya
tanpa ada yang menciptakan, kemudian yang Esa itu hanya milik tuhan karena yang
namaya esa itu tidak ada yang serupa dengannya.
Tentang ilmu Menurut plotinus :
1. Sains lebih
rendah dari pada metafisik
2. Metafisika
lebih rendah daripada keimanan
3. Surga lebih
berarti daripada bumi sebab surga tempat peristirahatan yang mulia.
Tentang jiwa
:
Plotinus
berpendapat : jiwa itu adalah sesutau kekuatan I lahiyah. Jiwa merupakan sumber
kekuatan. Alam semesta berada di dalam jiwa dunia. Jiwa tidak dapat dibagi
secara kwantitatif karena jiwa itu adalah sesuatu yang satu tanpa dapat dibagi.
Alam semesta ini merupakan unit unit yang juga tidak dapat dibagi.
Tentang
etika :
Estetika :
menurut Plotinus, keindahan dekat sekali dengan kehidupan moral. Estetika dekat
sekali dengan kehidupan moral. Keindahan itu menyajikan keintiman dengan Tuhan
yang Maha sempurna . keindahan itu bertingkat, dari inderawi, emosi, kesusunan
alam semesta yang immaterial.
B.
Augustinus
(354-430)
Augustinus mempunyai tempat tersendiri dalam sejarah
filsafat. Mungkin penamaan Abad Agustinus (The Age of Agustine) seperti yang
telah ditulis oleh Mayer dalam bukunya disebabkan oleh Augustinus telah
meletakkan dasar-dasar bagi pemikiran Abad Pertengahan mengadaptasikan
Platonisme dengan idea-idea Kristen. Ia memberikan formulasi yang sistematis
tentang Filsafat Kristen, suatu filsafat yang dominan terhadap Khatolik dan
Protestan.
Stuart Hampshire dalam introduksi bukunya, The Age of Reason, menyatakan bahwa
filsafat adalah suatu kegiata pikir manusia yang bersinambung. Pikiran seorang
tokoh pada masa tertentu baru jelas dipahami setelah melihat hubungannya dengan
pemikiran-pemikiran sebelumnya. Kalau demikian, maka beberapa pemikir sebelum
Augustinus perlu dibicarakan terlebih dulu. Mungkin saja pemikir iru merupakan
latar belakang pemikiran Augustinus.
Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang
Algeria). Pada 13 Nopember 354. Tatkala berumur sebelas tahun ia dikirim kesekolah
Madaurus. Lingkungan itu telah mempengaruhi perkembangan moral dan agamanya.
Tahun 369-370 dihabiskannya dirumah sebagai penganggur, tetapi suatu bacaan
tentang Cicero pada bukunya Hortensius, telah
membimbingnya kefilsafat.
Filsafat Augustinus merupakan sumber atau reformasi
yang dilakukan oleh Protestan, khususnya kepada Luther, Zwingli, dan Calvin.
Kutukannya kepada seks, pujianya kepada kehidupa pertapa, pandangannya tentang
dosa asal, semuanya ini merupakan faktor yang memberikan kondisi untuk wujud
pandangan-pandangan Abad Pertengahan.
Filsafatnya tentang sejarah berpengaruh terhadap
gerakan-gerakan agama dan pada pemikiran sekular. Dalam pertarungan berbagai
ideologi politik sekarang, ada kesamaan dalam keabsolutan, dalam dogmatisme,
dan juga dalam fanatisme. Paham toesentris pada Augustinus menghasilkan suatu
revolusi dalam pemikiran orang Barat. Anggapannya yang meremehkan kepentingan
duniawi, kebenciannya terhadap teori-teori kealaman, imannya kepada Tuhan tetap
merupakan bagaian peradaban modern. Sejak zaman Augustinuslah orang Barat lebih
memiliki sifat introspektif.
Karya Augustinus yang paling berpengaruh adalah The City of God. Karya itu muncul
disebabkan oleh adanya perampasan Roma oleh pasukan Alarik. Kejadian ini
memiliki konsekuensi yang besar. Banyak orang Roma menganggap bahwa perampasan
itu terjadi karena ketidak patuhan orang-orang Roma kepada Dewa-dewa lama dan
penerimaan mereka terhadap agama Kristen. Mereka juga ragu apakah tidak salah
pilih dengan agama Kristen. Karena banyak yang meilih agama Kristen kemudian
melakukan praktek kafir, sebagian lain menjadi orang yang ragu karena merasa
Tuhan yang mereka sembah tidak mempunyai kekuatan atas alam semesta ini. Untuk
menjawab masalah itu Augustinus menulis The City of God.
Buku itu berisi tidak hanya penolakan atas keraguan yang tersebar ketika itu,
tetapi juga mengetengahkan suatu sejarah filsafat yang sistematis yang menarik
perhatian orang-orang pada Abad Keduapuluh sekarang.
Augustinus tidak mempercayai bahwa sejarah adalah
suatu siklus sejarah lebih dari itu; ia merupakan kejadian yang diatur oleh
Tuhan. Jadi sebenarnya sejarah juga mempunyai suatu permulaan dan suatu akhir.
Permualaannya adalah saat kejatuhan manusia, dan akhirnya adalah kemenangan
Tuhan mengatasi kejahatan. Filsafat sejarah seperti ini adalah Dilsafat Sejarah
dibimbing oleh Teologi. Sejarah tidak dapat dijelaskan dengan memperhitungkan
faktor-faktor ekonomi, sosial, politik, sejarah dapat dipahami melalui hukum-hukum
Tuhan.
Mengenai siksa neraka Augustinus mengatakan bahwa ia
bersifat kekal. Origen berpendapat bahwa orang, bagaimanapun jeleknya, tidak
akan kekal dineraka, Augustinus menolak pendapat ini. Kalau pendapat Origen
benar, mengapa tidak berlaku bagi Setan? Demikian kata Augustinus.
Saya kurang sependapat dengan
perkataan Agustinus, tentang siksa neraka, mengapa
mereka mereka bisa mengeluarkan pendapat
kekal atau tidak dineraka, padahal mereka sendiri belum pernah melihat atau
datang keneraka untuk mengadakan penelitian. Nabi Muhammad saja tidak tau kapan
terjadinya kiamat beliau hanya tau tanda-tanda hari kiamat…
C.
Anselmus (1033-1109)
Dalam membicarakan Filsafat Abad Pertengahan St.
Anselmus tidak dapat dilewatkan begitu saja. Tokoh inilah yang mengeluarkan Credo Ut Intelligam yang dapat
dianggap merupakan ciri utama Filsafat pada Abad Pertengahan. Ia berasal dari
Bangsawan di Aosta, Italia. Seluruh kehidupannya penuhi oleh kepatuhannya
kepada Gereja. Tahun 1093 ia menjadi Uskup Agung Canterbury. Dalam dirinya
mengalir arus Mistisime, dan iman merupakan masalah utama baginya. Ada tiga
karyanya yaitu Monologium yang membicarakan
keadaan Tuhan, Proslogium yang berisi tentang
dalil-dalil adanya Tuhan, dan Cur Deus Homo
yang berisi ajarannya tentang tobat dan petunjuk mengenai penyelamatan melalui
Kristus.
Credo Ut Intelligam
menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman dari pada akal. Arti ungkapan itu
adalah Percaya baru mengerti; secara lebih
sederhana percayalah telebih dahulu supaya mengerti.
Ia mengatakan bahwa wahyu diterima terlebih dahulu sebelum kita mulai berfikir.
Jadi akal hanyalah sebagai pembantu wahyu. Pengaruh Plato besar terhadap
pemikirannya.
Saya kurang sependapat
dengan Anselmus, yang mengatakan bahwa dia mendahulukan iman dari pada akal, saya lebih
sependapat dengan Thomas Aquines bahwa kita harus menyeimbangkan antara akal
dan iman karena akal akan membawa kita pada keimanan yang sebenarnya, kemudian
iman akan membawa kita kejalan yang benar. Kemudian bagaimana orang bisa
beriman kalau tidak berakal (orang gila)
Ia berpendapat semua makhluk memiliki sejumlah
kebaikan itu menunjukkan adanya kebaikan Mahatinggi yang disana semua makhluk
berpartisipasi. Tuhan itu kebesarannya tidak terpikirkan (kebesarannya
Mahabesar). Itu tidak mungkin hanya ada dalam pikiran. Ia juga ada dalam
kenyataan (jadi benar-benar diluar pikiran). Tuhan Mahabesar ada dalam pikiran
dan ada juga diluar pikiran. Secara kasar argument ini mengajarkan bahwa apa
yang dipikirkan, berarti objek ini benar-benar ada tidak mungkin ada sesuatu
yang hanya ada didalam pikiran, tetapi diluar pikiran objek itu tidak ada.
D.
Thomas Aquinas
(1225-1274)
Ia lahir di Roccasecca, Italia, pada tahun 1225 dari
keluarga Bangsawan baik Bapakanya maupun Ibunya. Melalui Gurunya, Albertinus
Magnus, Aquinas belajar tentang alam, ia berfilsafat lebih empiris dari pada
orang-orang yang diikutinya. Dikatakan demikian karena ia lebih banyak
menggunakan observasi terhadap alam dalam menopang argument-argumennya.
Sekalipun demikian, kita tidak dapat mengatakan bahwa Aquinas menganggap bahwa
penjelasan Naturalis lebih tinggi dari pada atau setingkat dengan penjelasan
Metafisika. Dalam hal Kosmologi ia masih menganut Hipotesis Geosentris.
Dalam seluruh teorinya mengenai pengetahuan, Aquinas
dibimbing oleh pandangannya bahwa pikir (reson) dan iman adalah tidak
bertentangan. Akan tetapi, dimana batas kedua-duanya? Menurut pendapatnya,
semua objek yang tidak dapat diindera tidak akan dapat diketahui secara pasti
oleh akal. Oleh karena itu, kebenaran ajaran Tuhan tidak mungkin dapat
diketahui dan diukur dengan akal. Kebenaran ajaran Tuhan diterima dengan
iman. Sesuatu yang tidak dapat diteliti dengan akal adalah objek iman.
Pengetahuan yang diterima atas dasar iman tidaklah lebih rendah daripada
pengetahuan yang diperoleh dengan akal. Paling tidak, kebenaran yang diterima
oleh akal tidak akan bertentangan dengan ajaran wahyu.
Selanjutnya Aquinas mengajarkan seharusnya kita
menyeimbangkan akal dan iman, akal membantu membangun dasar-dasar filsafat
Kristen. Akan tetapi, harus selalu disadari bahwa hal itu tidak selalu dapat
dilakukan karena akal terbatas. Akal tidak dapat memberikan penjelasan tentang
kehidupan kembali (resurrection) dan penebusan dosa. Akal juga tidak mampu
membuktikan kenyataan esensisal tentang keimanan Kristen. Oleh karena itu, ia
berpendapat bahwa dogma-dogma Kristen itu tepat sebagaimana telah disebutkan
dalam firman-firman Tuhan.
Berdasarkan uraian itu kita dapat mengetahui adanya
dua jalur pengetahuan dalam filsafat Aquinas. Jalur itu ialah jalur akal yang
dimulai dari manusia dan berakhir pada Tuhan. Dan yang kedua adalah jalur Tuhan
ialah jalur iman yang dimulai dari Tuhan (wahyu), didukung oleh akal.
Aquinas membagi pengetahuan menjadi tiga bagian
pengetahua Fisika, Matematika, dan Metafisika. Dari yang tiga Metafisika inilah
yang mendapat banyak perhatian darinya. Menurut pendapatnya dapat menyajikan abstraksi
tingkat tertinggi. Sehubungan dengan teorinya diatas maka didalam filsafat
Aquinas filsafat dapat dibedakan dari agama dengan melihat penggunaan akal.
Filsafat ditentukan oleh penjelasan sistematis akliah, sedangkan agama
ditentukan oleh keimanan. Sekalipun demikian, perbedaan itu tidak terlihat
begitu jelas karena pengetahuan adalah gabungan dari kedua-duanya. Agama dapat
pula dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah agama natural yang dibentangkan
diatas akal, dan yang kedua adalah agama wahyu yang dibentangkan diatas iman.
Didalam doktrinnya tentang pengetahuan Aquinas adalah
realis Moderat. Ia tidak sependapat dengan Plato yang mengajarkan bahwa alam
semesta ini menpunyai eksistensi yang objektif. Ia mengajarkan bahwa alam
semesta ini berada dalam tiga cara : pertama sebagai sebab-sebab didalam
pemikiran Tuhan; kedua sebagai idea dalam pemikiran manusia; dan ketiga sebagai
esensi sesuatu. Dapat dicatat disini bahwa Aquinas mencoba menjebatani dua
ekstrimitas. Ekstrimitas Nominalisme dan Ekstriminitas Realisme. Nominalisme
adalah suatu ajaran dalam Filsafat Skolastik yang menyatakan bahwa tidak ada
eksistensi abstrk yang sungguh-sungguh objektif; yang ada hanyalah kata-kata
dan nama-nama yang benar-benar real adalah fisik yang particular ini saja.
Realisme adalah suatu ajaran dalam filsafat yang mengatakan bahwa realitas
Universal abstrak sama dengan atau lebih tinggi dari realitas.
Aquinas melakukan harmonisasi antara kedua ekstrem itu
cara memperhatikan bahwa alam semesta mempunyai berbagai pengertian bila
diterapkan pada Tuhan, manusia, dan alam. Sains menurutnya, berkenaan dengan
alam jenis ketig yaitu alam sebagai esensi.
Konsep-konsep sains tidak priori sebab manusia dilahirkan tidak membawa
idea-idea immaterial. Menurut pendapat Aquinas pikiran tidak akan berisi
apa-apa apabila tidak menggunakan indera. Proses pengetahuan dimulai dari
adanya penginderaan yang memberikan kepada kita presepsi tentang objek didalam
alam. Persoalan yang dihadapkan kepada Aquinas adalah bagaiamana presepsi ini
diterjemahkan kedalam idea-idea yang dapat dipikirkan. Untuk menyelesaikan
masalah ini Aquinas menggunakan istilah intelek aktif yang bertugas
mengabstraksikan unsur-unsur dalam alam semesta lalau menciptakan jenis-jenis
yang dapat dipikirkan. Intelek aktif itulah yang memberikan kepada kita keadaan
susunan alam semesta. Melalui intelek aktif itu kita dapat memahami
prinsip-prinsip pertama yang mengatur semua kenyataan
Pengalaman menurut Aquinas bukanlah suatu proses yang
kacau pengalaman menyatakan prinsip-prinsip universal tentang eksistensi,
kualitas-kualitas particular tidaklah terpisah-pisah; mereka mempunyai kualitas
esensial dalam keseluruhan. Tugas sainslah untuk mengklasifikasikan dan menguraikan
kualitas-kualaitas itu.
Kalau dibandingkan dengan pandangan modern tentang
sains, teori Aquinas sangat berbeda. Menurut pendapat sains Modern pencapaian
terbaik dalam sains adalah bila ia lebih menjurus kepada objek-objek yang
particular. Sains modern tidak memberikan penghargaan yang tinggi kepada
masalah-masalah immaterial. Bagian immaterial itu merupakan bagian pembahasan
metafisika. Sedangkan pada Aquinas tadi, sains akan semakin tinggi nilainya
bila ia semakin universal.
E. Karl Max (1818-1883)
Karl Heinrich Marx dilahirkan di kota Trier atau yang
lebih dikenal dengan kota Traves yang merupakan sebuah kota di Jerman (Prusia)
pada tanggal 5 Mei 1818. Kedua orang tua Karl Marx adalah keturunan pendeta
Yahudi. Namun, pada saat Marx berumur 6 tahun kedua orang tuanya berpindah
agama menjadi Nasrani.
Watak Filsafat
Dalam merumuskan pemikiran Karl Marx dikenal dua tahapan,
yaitu periode awal (1841-1846) lazim disebut periode Marx muda, yakni
pencerminan diri Marx betul-betul sebagai seorang filosof dan belum menjadi
'Marxist'. Pada periode ini Marx masih seorang pemikir liberal dan merumuskan
konsepsi tentang manusia, pembebasan (humanisme), dan alienasi.
Tahap kedua dikenal dengan periode Marx tua (1874-1883)
yakni saat Marx benar-benar menjadi seorang kritikus masyarakat. pada periode
ini Marx memaparkan konsepsi perjuangan kelas, revolusi dan teori-teori ekonomi
dan mencapai puncaknya pada Das Kapital.
Berdasarkan pokok pikiran yang termuat dalam
karya-karyanya, maka watak filsafat Karl Marx dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Berangkat dari realitas manusia yang kongkrit, Marx
mengubah pandangan filsafat materialsme yang lama yang ia sebut sangat
kontemplatif. Bagi Karl Marx, realitas inderawi haruslah dipaami sebagai subjek
dari aktivitas praktis.
b. Revolusioner
Dalam risalah pendek yang berjudul Theses on Feuerbach,
tesis XI Marx menyatakan bahwa tugas para filsuf dalam menjabarkan pahamnya
bukan sekedar menginterpretasikan dunia tapi justru yang pokok adalah mengubah
dunia.
Revolusi yang dilakukan Marx, sesuai dengan kondisi
masyarakat Eropa pada saat itu, adalah perubahan sistem kemasyarakatan secara
struktural. Aktivitas revolusioner ini dibagi bertingkat-tingkat sesuai dengan
fase sejarah yang sedang dilalui dan berahir dengan terwujudnya masyarakat yang
tidak berkelas yakni masyarakat komunis.
Materialisme Dialektis
Materialisme
dalam konteks pembahasan filsafat sering dilawankan dengan idealisme. Hal ini
dikarenakan kedua aliran ini memiliki kawasan yang bertitik pisah dan
masing-masing memiliki ciri serta penganut dalam sejarah kemanusiaan. Dalam
filsafat materialisme didapatkan adanya anggapan dasar bahwa kenyataan berada
diluar persepsi manusia, demikian juga diakui adanya kenyataan objektif sebagai
penentu ahir dari ide. Sebaliknya filsafat idealisme menegaskan bahwa segenap kesadaran
didasarkan pada ide-ide dan mengingkari adanya realitas dibelakang ide-ide
manusia.
Materialisme
mengarah kepada anggapan bahwa kenyataan yang sesungguhnya adalah benda atau
materi. Karena itu, persoalan roh atau jiwa dalam aliran ini dianggap bukan
sebagai substansi yang berdiri sendiri, tetapi dirumuskan sebagai akibat dari
proses materi. dengan kata lain, aspek rohani manusia dipandang sebagai produk
sampingan dari jasmani.
Saya sependapat dengan Max tentang
Matearilisme, bahwa setiap benda tidak lansung bisa terbentuk tanpa ada
materinya atau bahannya sebagai contoh patung, patung tidak lansung terbentuk
tanpa ada materi atau bahannya apakah bahannya dari batu, kayu, atau lumpur.
Menurut Marx,
sesungguhnya yang menjadikan manusia sebagai homo humanus adalah kerja. Dengan
bekerja manusia mencapai kenyataan sepenuh-penuhnya dan dalam aktivitas bekerja
pula manusia "menyatakan diri tidak seperti dalam kesadaran secara
intelektual, melainkan secara berkarya, secara nyata sehingga ia memandang
dirinya sendiri dalam dunia yang menciptakan sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permulaan
abad pertengahan dapat di mulai sejak Plotinus – Plotinus lahir tahun 204 M
saat itu pengaruh agama Kristen sudah besar , filsafatnya berwatak spiritual. Adapun para
filosof pada abad pertengahan yaitu Plotinus, Agustinus, Anselmus, Thomas
Aquinas, Karl Max.
a. Plotinus
Plotinus
lahir di mesir tahun 204 M wafat tahun 270 M di Martunae Itali. belajar
filsafta di Alexandria tahun 232 kepada animunios saccas selama 11 tahun.
belajar kebudayaan parsi dan India dengan mengikuti raja Gordianus berperang
melawan Persia.
Adapun
pemikiran-pemikiran Plotinus mengenai Penciptaan, tentang jiwa, dan tentang
etika.
b. Agustinus
Augustinus lahir di Tagasta, Numidia (sekarang
Algeria). Pada 13 Nopember 354. Tatkala berumur sebelas tahun ia dikirim
kesekolah Madaurus. Lingkungan itu telah mempengaruhi perkembangan moral dan
agamanya. Tahun 369-370 dihabiskannya dirumah sebagai penganggur, tetapi suatu
bacaan tentang Cicero pada bukunya Hortensius, telah
membimbingnya kefilsafat.
Diantara sekian banyak Karya Augustinus yang paling
berpengaruh adalah The City of God. Karya itu muncul
disebabkan oleh adanya perampasan Roma oleh pasukan Alarik. Banyak orang Roma
menganggap bahwa perampasan itu terjadi karena ketidak patuhan orang-orang Roma
kepada Dewa-dewa lama dan penerimaan mereka terhadap agama Kristen. Mereka juga
ragu apakah tidak salah pilih dengan agama Kristen. Karena banyak yang meilih
agama Kristen kemudian melakukan praktek kafir, sebagian lain menjadi orang
yang ragu karena merasa Tuhan yang mereka sembah tidak mempunyai kekuatan atas
alam semesta ini. Untuk menjawab masalah itu Augustinus menulis The City of God.
c. Anselmus
Tokoh inilah yang mengeluarkan Credo Ut Intelligam yang dapat
dianggap merupakan ciri utama Filsafat pada Abad Pertengahan. Ia berasal dari
Bangsawan di Aosta, Italia. Seluruh kehidupannya penuhi oleh kepatuhannya
kepada Gereja. Tahun 1093 ia menjadi Uskup Agung Canterbury.
Credo Ut Intelligam
menggambarkan bahwa ia mendahulukan iman dari pada akal. Arti ungkapan itu
adalah Percaya baru mengerti; secara lebih
sederhana percayalah telebih dahulu supaya mengerti.
Ia mengatakan bahwa wahyu diterima terlebih dahulu sebelum kita mulai berfikir.
Jadi akal hanyalah sebagai pembantu wahyu. Pengaruh Plato besar terhadap
pemikirannya.
d. Thomas Aquinas
Ia lahir di Roccasecca, Italia, pada tahun 1225 dari
keluarga Bangsawan baik Bapakanya maupun Ibunya. Melalui Gurunya, Albertinus
Magnus, Aquinas belajar tentang alam, ia berfilsafat lebih empiris dari pada
orang-orang yang diikutinya.
Aquinas dan Anselmus memiliki pendapat yang berbeda
tentang akal dan iman. Alsemus mendahulukan iman dari pada akal, akan
tetapi Thomas Aquinas mengatakan kita menyeimbangkan
akal dan iman.
Berdasarkan uraian itu kita dapat mengetahui adanya
dua jalur pengetahuan dalam filsafat Aquinas. Jalur itu ialah jalur akal yang
dimulai dari manusia dan berakhir pada Tuhan. Dan yang kedua adalah jalur Tuhan
ialah jalur iman yang dimulai dari Tuhan (wahyu), didukung oleh akal.
Aquinas membagi pengetahuan menjadi tiga bagian
pengetahua Fisika, Matematika, dan Metafisika
e. Karl Max
Karl Heinrich Marx dilahirkan di kota Trier atau yang
lebih dikenal dengan kota Traves yang merupakan sebuah kota di Jerman (Prusia)
pada tanggal 5 Mei 1818. Kedua orang tua Karl Marx adalah keturunan pendeta
Yahudi. Namun, pada saat Marx berumur 6 tahun kedua orang tuanya berpindah
agama menjadi Nasrani.
Pokok pikiran yang termuat dalam karya-karyanya, maka
watak filsafat Karl Marx dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Manusia Sebagai Mahluk Sosial
b. Revolusioner
DAFTAR
PUSTAKA
Salam, Burhanuddin. Pengantar Filsafat: (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2003), 191
Tafsir, Ahmad. Filsafat Umum
(Bandunh: PT Remaja Rosakarya, 2008), 66.
Salam, Burhanuddin. Pengantar Filsafat:
(Jakarta: PT Bumi Aksara 2003), 191.
Kebug, Kondrad. Filsafat Itu Indah:
(Jakarta: Pusatakaraya, 2008), 180.
Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 1997.
Ramly, Andi
Muawiyah. Peta Pemikiran Karl Max: (Materialisme
Dialektis dan Materialisme Historis). Yogyakarta: LKIS Yogyakarta. 2000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar