PERKEMBANGAN BELAJAR
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya Penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
a.
Drs. Abd. Salam selaku dosen mata kuliah Psiologi
Pendidikan yang telah memberikan ilmu kepada kami semua.
b.
Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu yang sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah
ini
c.
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung
juga membantu dalam pembuatan makalah ini
Harapan kami semoga dengan adanya pembuatan makalah
ini dapat membuat bakat dan kreativitas kita sebagai calon guru dalam bidang
tulis menulis semakin bertambah
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna,
untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
menjadi lebih baik dimasa yang akan datang.
Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini kami
mohon maaf yang setulus-tulusnya.
Pangkajene, 8
Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Hal
Halaman
Judul
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
B. Pengertian Belajar
C. Persoalan-Persoalan
Pokok Dalam Belajar
D. Prinsip-Prinsip
Belajar
E. Macam-Macam Motivasi Belajar
F. Macam-macam Teori Belajar
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran.
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar
merupakan perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai
hasil dari pengalaman atau latihan yang di perkuat. Dalam lingkup sekolah,
belajar itu penting untuk meraih prestasi. Untuk itu, diperlukan tips-tips untuk meningkatkan motivasi belajar dan
manajemen waktu. Mengingat banyaknya pelajar khususnya tingkat SMK / SMA
yang sering mengalami kegagalan dalam meraih prestasi dan cenderung tidak dapat
memanajemen waktu dengan baik. Motivasi
belajar merupakan hal-hal yang dapat mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi belajar akan terbentuk apabila orang
tersebut mempunyai keinginan, cita-cita atau menyadari manfaat belajar untuk
dirinya sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu agar
diri kita atau siapapun menginginkan semangat untuk belajar. Dengan demikian,
diharapkan melalui makalah ”Perkembangan Belajar” ini Anda
mendapatkan wawasan yang lebih seputar
belajar, baik bagaimana cara belajar yang menyenangkan, maupun cara memanajemen
waktu supaya dapat meningkatkan prestasi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan perkembangan dan belajar ?
2.
Sebutkan proses perkembangan belajar individu ?
3.
Persoalan apa saja yang sering terjadi dalam belajar ?
4.
Sebutkan teori dalam pekembangan belajar ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perkembangan
Perubahan merupakan hal yang melekat dalam
perkembangan. E.B. Hurlock (Istiwidayanti dan Soejarwo, 1991) mengemukakan
bahwa perkembangan atau development merupakan
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian
perubahan yang bersifat progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Perubahan kualitatif disebut juga ”pertumbuhan” merupakan buah dari
perubahan aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat dan proporsi badan
seseorang. Perubahan kuantitatif meliputi peubahan aspek psikofisik, seperti
peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap, dll.
Selain perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami
pengurangan seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis
dan tidak pernah statis.
Terjadinya dinamika dalam perkembangan
disebabkan adanya ”kematangan dan pengalaman” yang mendorong seseorang untuk
memenuhi kebutuhan aktualisasi/realisasi diri. Kematangan merupakan faktor
internal (dari dalam) yang dibawa setiap individu sejak lahir, seperti ciri
khas, sifat, potensi dan bakat. Pengalaman merupakan intervensi faktor
eksternal (dari luar) terutama lingkungan sosial budaya di sekitar individu.
Kedua faktor (kematangan dan pengalaman) ini secara stimultan mempengaruhi
perkembangan seseorang. Seseorang anak yang memiliki bakat musik dan didukung
oleh pengalaman dalam lingkungan keluarga yang mendukung perkembangan bakatnya
seperti menyediakan dan memberi les musik, akan berkembang terus menerus
sepanjang hayat memungkinkan manusia menyesuaikan diri dengan lingkungan di
mana manusia hidup. Sikap manusia terhadap perubahan berbeda-beda tergantung
beberapa faktor, diantaranya pengalaman pribadi, streotipe dan nilai-nilai
budaya, perubahan peran, serta penampilan dan perilaku seseorang.
Perkembangan sebagai Proses Holistik dari
aspek biologis, kognitif, dan psikososial. Sesuai dengan konsep anak sebagai
suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan juga merupakan suatu proses
yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan terjadi tidak hanya
dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang saling
terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
a. Proses Biologis
b. Proses Kognitif
c. Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan
dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu serta cara yang
bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan
mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja jika seorang anak mengalami gangguan
pendengaran maka dia dapat mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa
dikarenakan tidak adanya kata-kata yang dapat masuk dan dicerna di otaknya
B.
Pengertian
Belajar
Cukup banyak para ahli yang merumuskan
pengertian belajar. Slamento (1995) merumuskan belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh perubahan tingkahlaku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Sementara Winkel (1989)
mendefinisikan belajar sebagai suatu
proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi
aktif individu dengan lingkungannya. Sehingga menghasilkan perubahan yang
relatif menetap/ bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, maupun
psikomotorik, yang diperoleh melalui interaksi individu dengan lingkungannya.
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar terjadi secara sadar, bersifat kontinu,
relatif menetap, dan mempunyai tujuan terarah pada kemajuan yang progresif.
Belajar abad 21, seperti yang dikemukakan
Delors (Unesco, 1996), didasarkan pada konsep belajar sepanjang hayat (life long learning) dan belajar
begaimana belajar (learning how to learn).
Konsep ini bertumpu pada empat pilar pembelajaran yaitu : (1) learning to know (belajar
mengetahui) dengan memadukan pengetahuan umum yang cukup luas dengan kesempatan
untuk bekerja melalui kemampuan belajar bagaimana caranya belajar sehingga
diperoleh keuntungan dari peluang-peluang pendidikan sepanjang hayat yang
tersedia; (2) learning to do
(belajar berbuat) bukan hanya untuk memperoleh suatu keterampilan kerja tetapi
juga untuk mendapatkan kompetensi berkenaan dengan bekerja dalam kelompok dan
berbagai kondisi sosial yang informal; (3) learning to
be (belajar menjadi dirinya) dengan lebih menyadari kekuatan dan
keterbatasan dirinya, dan terus menerus mengembangkan kepribadiannya menjadi
lebih baik dan mampu bertindak mandiri, dan membuat pertimbangan berdasarkan
tanggung jawab pribadi; (4) learning to
live together (belajar hidup bersama) dengan cara mengembangkan
pengertian dan kemampuan untuk dapat hidup bersama dan bekerjasama dengan orang
lain dalam masyarakat global yang semakin pluralistik atau /majemuk secara
damai dan harmonis, yang didasari dengan nilai-nilai demokrasi, perdamaian, hak
asasi manusia, dan perkembangan berkelanjutan.
C.
Persoalan-Persoalan Pokok Dalam Belajar
Seseorang dikatakan belajar apabila didalam
dirinya telah terjadi perubahan tertentu. Misalnya, dari tidak dapat
menggunakan komputer menjadi mahir menggunakan komputer, dan sebagainya.
Perubahan sebagai hasil belajar itu diperoleh karena individu yang bersangkutan
berusaha untuk itu.
Untuk memahami kegiatan yang disebut belajar
perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat
didalam kegiatan belajar kalau mengikiti analisis sistem, maka kegiatan belajar
dapat digambarkan sebagai berikut :
Pendekatan yang paling sederhana adalah
secara regresif, yaitu mulai dari “Out
Put” (hasil Belajar), dan dari sini dicari keterangan mengenai “Imput” dan “process” mengenai “Process” tidak
ada orang yang pernah menyaksikannya. Bahwa suatu “Process” belajar telah terjadi dalam diri seseorang hanya dapat
disimpulkan dari hasilnya, yaitu apa yang dapat dilakukan orang tersebut
tentang “Imput”, sebagian dapat
dihasilkan sebagaiaan lagi tidak, namun bagaimana pengaruh “Imput” terhadap kegiatan belajar juga cuman dapat disimpulkan
hasilnya.
Dengan menggunakan kerangka pemikiran seperti
yang dikemukankan diatas, maka dapat diidentifikasi bahwa belajar itu
mengandung tiga persoalan pokok, yaitu :
a. Persoalan mengenai “Imput” yaitu persoalan mengenai persoalan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar.
b. Persoalan mengenai “Process” yaitu persoalan mengenai bagaimana belajar itu
berlangsung, dan prinsip-prinsip apa yang mempengaruhi proses belajar itu.
Persoalan inilah yang merupakan inti dalam psikologi belajar.
c. Persoalan mengenai “Out Put” yaitu persoalan mengenai hasil belajar. Persoalan ini
berkaitan dengan tujuan pendidikan, yang selanjutnya dijabarkan dalam tujuan
pengajaran. Suatu hal yang penting dalam lingkup persoalan ini adalah
pengukuran hasil belajar.
D.
Prinsip-Prinsip Belajar
Agar siswa berhasil dala proses belajarnya,
maka perlu diperhatikan beberapa prinsip dalam belajar sebagai berikut :
1. Dalam belajar siswa harus diusahakan berperan
serta secara aktif, meingkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan
intruksional.
2. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu
harus memiliki strutur penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
3. Belajar harus dapat menimbulkan
penguatan(reinforcement) dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujun
yang instruksional.
4. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap
demi tahap menurut perkembanannya.
5. Belajar adalah proses organisasi dan adaptasi
6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu
sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
7. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga
anak dapat belajar dengan tenang.
8. Belajar perlu lingkungan yang menantang
dimana anak dapat mengembangkan kemampuannya berekplorasi dan belajar dengan
efektif.
9. Belajar perlu ada interaksi anak dengan
lingkungannya.
10. Dalam belajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian itu dalam pada siswa.
E.
Macam-Macam Motivasi Belajar
Dalam membicarakan macam-macam motivasi belajar, disini saya hanya akan dibahas dari dua
macam sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang
yang biasa disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar
diri seseorang yang biasa disebut ”motivasi ekstrinsik”.
a.
Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri (2002:115) motivasi
intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sejalan dengan pendapat diatas, dalam
artikelnya Siti Sumarni (2005) menyebutkan bahwa motivasi intrinsik
adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Sedangkan Sobry Sutikno
(2007) mengartikan motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam
diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar
kemauan sendiri. Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan, motivasi
intrinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa
memerlukan rangsangan dari luar.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M. Sardiman (2005:90) motivasi
ekstrinsik adalah
motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
Sedangkan Rosjidan, et al (2001:51) menganggap motivasi ekstrinsik adalah
motivasi yang tujuan-tujuannya terletak diluar pengetahuan, yakni tidak
terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno berpendapat bahwa
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga
dengan keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Dari beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan, motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya
pengaruh dari luar.
F.
Macam-macam Teori Belajar
Dalam psikologi dan pendidikan, pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu
proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan
pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan
satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada
apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang
terjadi merupakan teori-teori
belajar. Teori
belajar adalah
upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu
kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran.
Ada tiga kategori utama atau kerangka
filosofis mengenai teori-teori
belajar, yaitu : teori
belajar behaviorisme, teori belajar kognitivisme,
dan teori belajar konstruktivisme. Teori
belajar behaviorisme hanya
berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat
melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme
belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun
ide-ide baru atau konsep.
1. Teori
belajar Behaviorisme
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil
belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,
mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau
perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya
perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila
dikenai hukuman.
2. Teori Belajar kognitivisme
Teori belajar kognitif mulai
berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang
telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para
peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir,
menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi
diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori
kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga
peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan
pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap
belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep
sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam
konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya
membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan
landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual
yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil
dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa
dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat
keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam
mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya
dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif,
mereka akan ingat lebih lama semua konsep
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Perkembangan merupakan
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman.
2. Belajar
adalah perubahan prilaku sesorang dalam menghadapi setiap hal.
3. Belajar di
bidang formal tidak selalu menyenangkan, sehingga diperlukan motivasi agar
belajar terasa menyenangkan. Motivasi belajar setiap orang berbeda, tergantung
apa yang di alami orang tersebut dengan keadaan sekitarnya.
B.
Saran
1. Untuk
meningkatkan prestasi kita harus belajar dari pengalaman, menambah pengetahuan
dan mengatur waktu setiap hari.
2. Resep
sukses ; Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan,
dan bermimpi ketika orang lain berharap. William A. Ward.
DAFTAR PUSTAKA
belajarpsikologi.com/category/psikologi-perkembangan/2 Apr 2012
Abin Syamsuddin , 1981 ; Psikologi
Pendidikan ; IKIP, Pustaka Martiana Bandung
Bimo Walgito, 1986 ; Bimbingan
Penyuluhan di Sekolah ; Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Konsep Dasar Perkembangan Belajar
Peserta Didik. Tanggal 6 Juni 2009
http://id.wikipedia.org/wiki/Belajar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar