Minggu, 04 November 2012

Aspek-Aspek Manajemen Dalam Pendidikan Islam


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan berkeluarga, berorganisasi, bermasyarakat, dan bernegara, manejemen merupakan upaya yang sanagt penting untuk mencapai tujuan bersana. Pendidikan yang slah satu faktor penting dalam kehidupan manusia sudah semestinya mendapat perhatian penting dalam hal manejemennya. Pendidikan yang baik merupakan tolok ukur bagi sebuah bangsa tau negara dalam hal kemajuan yang di capai tidak terkecuali dalam Islam.[1]
Pendidikan dalam Islam sudah semestinya dikelola dan di manage dengan sebaik-baiknya. Manajemen pendidikan Islam merupakan salah satu cara untuk meningktkan kualitas kehidupan umat dari keterbelakangan baik secara moral, materi, dan spiritual.[2] Dalam Islam, manajemen adalah hal yang sanagt penting. Hal ini tampak dalam ungkapan bijak’ “sesuatu yang haq yang tidak di organisir terkadang dikalahkan oleh sesuatu yang batil yang terorganisir”

B.    Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud manajemen Pendidikan Islam ?
2.     Apa dasar dan tujuan manajemen Pendidikan Islam ?
3.     Bagaimana pengertian kurikulum dalam Pendidikan Islam ?
4.     Jelaskan karakteristik dan fungsi kurikulum dalam pendidikan Islam ?
5.     Jelaskan prinsip dan aspek kurikulum dalam pendidikan Islam ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertin Manajemen dalam Pendidikan Islam
Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris dari kata kerja “to manage” yang sinonimnya antara lain; “to hand’ berarti mengurus, “to control” berarti memeriksa, “to guide” berarti memimpin. Dalam kamus istilah populer, kata manajemen mempunyai arti pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan, penggunaan sumberdaya secara efektif untuk mencapai sasaran yang di inginkan direksi.[3]
Sedangkan manajemen pendidikan adalah aktifitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah di tentukan. Manajemen pendidikan merupakan suatu sisem pengelolaan dan penataan sumber daya pendidikan, seperti tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat, kurikulum, dana, sarana dan prasarana pendidikan, tata laksana, dan lingkungan. Pendapat yang lain manajemen pendidikan di rumuskan sebagai mobilisasi segala sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.[4]
Sedangkan manejemen pendidikan Islam menurut Sulistyorini adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumberdaya manusia muslim dan manusia dalam menggerakkannya untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara efektif dan efisien. Senada sebagaiman pengertian di atas, Muhaimin mengatakan bahwa manajemen pendidikan Islam adalah bagaimana menggunakan dan mengelola sumberdaya pendidikan Islam secara efektif untuk mencapai tujuan pengembangan, kemajuan, dan kualitas proses dan hasil pendidika Islam itu sendiri.[5]
B.    Dasar dan Tujuan Manajemen Dalam Pendidikan Islam
Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang bisa menjadi dasar adanya manejemen dalam Islam. Ayat-ayat tersebut bisa di pahami setelah di adakan penelaahan secara mendalam. Diantara ayat-ayat Al Qur’an yang dapat dijadikan dasar manejemen pendidikan Islam adalah sebagai berikut :
Surat At- taubah ayat 122 :



Artinya : Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (kemedan perang). Mengapa sebagaian di setiap golonagn di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka untuk memeberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembalai, agar mereka dapat menjaga dirinya.[6]
An- Nisa ayat 9 :



Artinya : ” Dan hendaklah takut kepada Allah orang – orang yang apabila mereka meninggalkan dibelakang keturunan yang lemah yang mereka hawatir akan nasib mereka’ dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang benar”

Ayat-ayat Al Qur’an, hadits serta atsar di atas apabila di telaah secara teliti dan mendalam menunjukkan adanya nilai-nilai manejemen dalam Islam. Manajemen dalam Islam sangat diperlukan apalagi dalam aspek pendidikanya.
Pendidikan Islam yang di manage secara baik dan teratur sudah barang tentu akan menghasilakan hasil yang memuaskan. Sebaliknya pendidikan yang tidak di manage secara baik sudah barang tentu akan menghasilkan barang yang tidak menentu pula.
Adapun tujuan manajemen dalam pendidikan Islam tentu tidak lepas dari tujuan pendidikan Islam. Menurut H. Athiyah Al-Abrasyi sebagaimana yang telah di kutip oleh Oemar Muhammad At-Thoumy al-Syabani mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah.[7]
1.     Pembentukan akhlak yang mulia.
2.     Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
3.     Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran.
4.     Menyiapkan pelajar yang profesioanal disamping memelihara kerohanian dan keagamaan.
5.     Mempersiapkan anak didik untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan sesuai dengnan tujuan pendidikan Islam di atas.
Sesuai dengan tujuan pendidikan Islam di atas dengan berpijak pada pengertian manajemen maka tujuan manajemen dalam pendidikan Islam adalah meningkatkan produktifits pencapaian hasil yang maksimal dalam pendidikan Islam dalam berbagai aspek, jasmai, rohani, dunia, dan akhirat.

C.    Unsur-unsur Pendukung Manejemen dalam Pendidikan Islam
Unsur-unsur manajemen pendidikan Islam merupakan fungsi manajemen. Dimana ketika unsur-unsur yang ada tidak dijalankan maka optimalisasi hasil tidak akan tercapai. Adapun unsur pendukung manajemn pendidikan Islam yaitu :
1.     Planing ( Perencanaan)
Palaning adalah suatu proses pemikiran, baik secara garis besar maupun secara mendetail. Proses berpikir dilakukan untuk menghindari kerugian atau kegagalan.
2.     Organizing (Pengorganisasian)
Adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan. Organizing diperlukan dalam pendidikan Islam dalam rangka menyatukan visi misi sehingga tujuan bisa tercapai. Berkaitan dengan hal ini ada ungkapan ahli bijak yaitu ; ”Kebenaran yang tidak di organisir pasti akan dikalahkan oleh sesuatu yang bathil yang di organisir “
3.     Actuating (Tindakan)
Actuating pada hakikatnya adalah menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Actuating merupakan aplikasi atau pelaksanaan dari planing yang telah di susun dan direncanakan.
4.     Controlling (Pengawasan)
Pengawasan merupakan penentu terhadap apa yang harus dilaksanakan sekaligus menilai dan memeperbaiki sehingga pelaksanaan program sesuai dengan apa yang direncanakan oleh pendidikan Islam.

D.    Kurikulum Pendidikan Dalam Islam
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu Curir yang artinya pelajari dan curure yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah ini pada mulanya digunakan dalam dunia olahraga yang berarti “a little racecourse” (suatu jarak yang harus ditempuh dalam pertandingan olahraga). Berdasarkan pengertian ini dalam konteknya dunia pendidikan, memberinya pengertian sebagai “circe of instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat di dalamnya. Sementara pendapat lain dikemukakan bahwa kurikulum ialah arena pertandingan tempat pelajar bertanding untuk menguasai pelajaran guna mencapai garis penamat berupa gelar. Sedangkan kurikulum secara garis besarnya dapat diartikan dengan seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Oleh karena itu materi kurikulum akan selalu mengalami perubahan dari masa ke masa. Bahkan untuk setiap bangsa yang mempunyai tujuan pendidikan yang berbeda, akan memiliki kurikulum pendidikan yang berbeda pula.[8]
Kurikulum juga bisa diistilahkan dengan sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi muridmuridnya di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dalam mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan Islam istilah kurikulum (manhaj) adalah sebagai jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
a.     Fungsi Kurikulum dalam Pendidikan Islam
Melihat uraian tentang berbagai definisi tentang kurikulum dan berbagai ciri keistimewaan dari kurikulum pendidikan Islam maka dapat ditarik kesimpulan tentang fungsi kurikulum yang antara lain adalah, kurikulum mempunyai empat fungsi utama seperti berikut : Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Kurikulum sebagai pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subyek dan obyek pendidikan. Kurikulum memiliki fungsi kesinambungan untuk persiapan pada jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan.
Kurikulum sebagai standar dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan, atau sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada catur wulan, semester maupun pada tingkat pendidikan tertentu.[9] Prinsip dan Aspek Kurikulum dalam Pendidikan Islam


b.     Prinsip-prinsip Kurikulum
Salah satu komponen pendidikan sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan ialah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk pada materi yang sebelumnya telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip pertama
Prinsip pertama adalah peraturan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya.
Prinsip kedua
Prinsip kedua adalah prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
Prinsip ketiga
Prinsip ketiga adalah keseimbangan yang relarif antara tujuan dan kandungan kurikulum.
Prinsip keempat
Prinsip keempat berkaitan dengan bakat, minat kemampuan dan kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial tempat pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran pengalaman dan sikapnya.
Prinsip kelima
Prinsip kelima adalah pemeliharaan perbedaan individual antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga pemeliharaan perbedaan dan kelainan di antara alam sekitar dan masyarakat.
Prinsip keenam
Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum.

Prinsip ketujuh
Prinsip ketujuh adalah prinsip pertautan antara mata pelajaran, pengalaman, dan activa yang terkandung dalam kurikulum. Prof. H.M. Arifin, M.Ed., mengemukakan bahwa prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup empat macam, yaitu : Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islami adalah kurikulum yang mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk tujuan hidup Islami. Untuk berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut, kurikulum harus mengandung tata nilai Islami yang intrinsik dan ekstrinsik mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam. Kurikulum yang bercirikan Islami itu diproses melalui metode yang sesuai dengan nilai yang terkandung di dalam tujuan pendidikan Islam.
Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan produk yang bercita-cita menurut ajaran Islam.[10]
c.      Aspek Kurikulum dalam Pendidikan Islam
Pada dasarnya kurikulum tersebut tersusun oleh berbagai aspek utama yang menjadi cirinya. Di antara aspek yang terkandung di dalam kurikulum adalah : Tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh kurikulum itu Pengetahuan (knowledge), ilmu-ilmu, data, aktivitas-aktivitas dan pengalamanpengalaman yang menjadi sumber terbentuknya kurikulum itu. Metode dan cara-cara mengajar dan bimbingan yang diikuti oleh murid-murid untuk mendorong mereka kearah yang dikehendaki oleh tujuan yang dirancang. Metode dan cara penilaian yang digunakan dalam mengukur hasil proses pendidikan yang dirancang dalam kurikulum (Hasan Langgulung, 1986). Dalam rincian di atas terdapat empat aspek utama kurikulum, yaitu tujuan pendidikan, materi yang akan diberikan, metode mengajarkannya serta penilaian yang dilakukan. Beranjak dari keempat aspek tersebut, maka jika dikaitkan dengan filsafat dan sistem pendidikan Islam, tentunya kurikulum tersebut harus menyatu dengan ajaran Islam itu sendiri. Tujuan pendidikan yang akan dicapai oleh kurikulum dalam pendidikan Islam, adalah sama dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri yaitu membentuk akhlak yang mulia, dalam kaitannya dengan hakikat penciptaan manusia. Dalam hal ini, maka dalam pengertian luas, kurikulum pendidikan Islam berisi materi-materi untuk pendidikan seumur hidup, sebagai realisasi tuntunan Nabi “tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang kubur” (hadits).[11]

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pemaparan makalah diatas dapat di ambil kesimpulan :
1.       Manajemen pendidikan Islam adalah suatu proses penataan atau pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang melibatkan sumberdaya manusia muslim dan non manusia demi menggerakkannya untuk mencapai pendidian Islam secara efektif dan efisien.
2.       Dasar manajemen dalam pendidikan Islam terhadap alam suarat at-Taubah; 122, An-nisa’; 9 serta hadits-hadits dan atsar yang diriwayatkan oleh para sahabat.
3.       Tujuan manajemen dalam pendidikan Islam adalah untui meningkatkan produktivitas pencapaian hasil maksimal dalam pendidikan dalam berbagai aspek , jasmani, rohani, dunia, akhirat.
4.       Unsur-unsur pendukung manajemen dalam pendidikan Islam meliputi planning, organisizing, actuating, dan controlling.
Kurikulum secara garis besarnya dapat diartikan dengan seperangkat materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan kepada murid sesuai dengan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Ciri-ciri kurikulum menurut Al-Syaibany, di antaranya : Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti tujuan dan kandungan kaidah, alat dan tekniknya. Adanya prinsip keseimbangan antara kandungan kurikulum tentang ilmu dan seni, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang bermacam-macam. Sedangkan fungsi kurikulum dalam pendidikan Islam ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed., prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup empat tahap, yaitu : Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islami adalah kurikulum yang mengandung materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu berfungsi sebagai alat untuk tujuan hidup Islami. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan produk yang bercita-cita menurut ajaran Islam. Ada empat aspek utama kurikulum yaitu tujuan pendidikan, materi yang akan diberikan, metode mengajarkannya serta penilaian yang dilakukan. Kemudian tujuan dari kurikulum itu sendiri yaitu membentuk akhlak yang mulia, dalam kaitannya dengan hakikat penciptaan manusia.

B.    Saran
Semoga makalah Manajemen Pendidikan ini bisa menambah wawasan kita dan memberian informasi kepada kita semua dalam hal pengetahuan dalam manajemen pendidikan dalam islam dan kita bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.

DAFTAR PUSTAKA

Astutik ,Puji, Makalah Pemikiran Filosofis Tentang manajemen Pendidikan Islam, 2007.
A. Partanto ,Pius, M. Dahlan Al Barry, Kamus ilmiah Populer, (Surabaya; Arkola,1994).
H.D Sudjana, Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2004),II
Mulyasa, E Menjadi Kepala Sekolah Profesioanal, (Bandung: Rosdakarya,2006)
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung,: Nuansa Baru, 2003)
Moehtar, Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam (Jakarta: Bhatara, 1996)
Oemar Muhammad at-Toumy al-Syabany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta, Bulan Bintang,1979)
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (diktat), STAIN Tulungagung, 2005
Umam,Cholil, Kamus Al-Qur’an Lengkap , (Bandung: Citra Umbara, 2004


[1] Sudjana,H.D Manajemen Program Pendidikan, (Bandung: Falah Production, 2004), h.2
[2] Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam (diktat), STAIN Tulungagung, 2005, h. 4
[3] Pius A Partanto, M. Dahlan Al Barry, Kamus ilmiah Populer, (Surabaya; Arkola,1994), h 434
[4] Puji Astutik, Makalah Pemikiran Filosofis Tentang manajemen Pendidikan Islam, 2007, h. 2
[5] Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung,: Nuansa Baru, 2003), h. 312-313
[6] Al-Quran dan terjemahnya, (Surabaya: Mahkota) hal 101
[7] Oemar Muhammad at-Toumy al-Syabany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta, Bulan Bintang,1979) h. 399
[8] Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), 43.
[9] Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, h. 143.
[10] Hamdani Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 133-136.
[11] Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 44-45.

2 komentar: